Sunday, February 17, 2019

MENGURAI PROBLEMATIKA KEHIDUPAN DENGAN QURAN



a.       Makna Kehidupan

Dunia yang sedang kita singgahi sekarang , merupakan tempat kita ditempa berbagai problematika kehidupan, berbagai peristiwa suka dan duka datang silih berganti mengisi setiap relung kehidupan manusia sepanjang masa.
Dalam Al quran problematika kehidupan ini diwujudkan dalam  bentuk ujian ( fitnah/ فتنا) seperti tercantum dalam Al Quran Surat Al Ankabut ayat 2 :

أحسب الناس أن يتركوا أن يقولوا آمنا وهم لا يفتنون

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi.(QS. Al Ankabut:2)

ولقد فتنا الذين من قبلهم فليعلمن الله الذين صدقوا وليعلمن الكاذبين

Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.(QS.Al Ankabut:3)
Allah sebagai kholiq berkuasa atas makhluknya untuk melakukan apa yang Dia kehendaki, kita sebagai makhluknya diwajibkan untuk tunduk dan patuh kepada-Nya, dari ayat diatas jelas tujuan Allah menguji kita untuk mengetahui orang-orang yang benar ( صدقوا ) dan dusta (الكاذبين) atas keimanannya. Kita hidup untuk di uji dan kita harus siap untuk menerima ujian tersebut baik suka ataupun tidak.

b.      Problem Kehidupan

Al Quran suatu kitab yang luar biasa , Al Quran merupakan blueprint kehidupan kita , skenario cerita yang lengkap tentang kisah manusia dari awal sampai akhir, jika kita sebagai aktor dan aktris dalam drama kehidupan ini tidak tahu dan tidak membaca skenario apalah jadi kehidupan kita ini.
Dalam Al quran dijelaskan problem kehidupan yang akan kita hadapi seperti apa,  hal ini tercantum dalam surat Al Anbiya ayat 35 :

كل نفس ذائقة الموت ونبلوكم بالشر والخير فتنة وإلينا ترجعون

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kami lah kamu dikembalikan.(QS. Al Anbiya:35)
Kemudia dalam surat Al Baqoroh ayat 155:

ولنبلونكم بشيء من الخوف والجوع ونقص من الأموال والأنفس والثمرات وبشر الصابرين

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar,(QS. Al Baqoroh : 155)

Berdasarkan ayat diatas, secara garis besar problem kehidupan manusia terbagi dua yaitu keburukan(الشر ) dan kebaikan (الخير )

Dengan keburukan berupa ; ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan, sangat terasa sekali penderitaan ujiannya. Sedangkan dengan kebaikan jarang yang menyangka dan menyadari  itu sebagai ujian atau problem, dengan harta yang melimpah tidak sedikit yang disibukan dengan hartanya sehingga lupa akan kewajibanya sebagai makhluk terhadap kholik-Nya, dengan jabatan yang tinggi terkadang manusia jadi sombong sehingga berani menentang Allah dan Rasullnya, dengan diberi kesehatan tak jarang digunakan untuk bermaksiat terhadap Allah dengan melakukan hal-ahal yang dilarang oleh syariat.
Setelah kita mengetahui problematika atau ujian yang akan kita hadapi, tentunya kita mempunyai kesiapan untuk bisa berusaha menyelesaikan atau memecah masalah yang kita hadapi. Pelajar yang baik adalah pelajar yang tahu pelajaran apa yang akan diujikan, pelajar yang selalu belajar dan berlatih memecahkan soal - soal latihan ujian sehingga ketika ujian tiba sudah siap mengahadapinya.

c.        Sikap Manusia Terhadap Problem Kehidupan :

Al quran menggambar bagaimana sikap manusia terhadap problem atau ujian itu , hal ini di gambarkan dalam Al quran surat Al Fajr ayat 15-16 :
فأما الإنسان إذا ما ابتلاه ربه فأكرمه ونعمه فيقول ربي أكرمن

Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia berkata: "Tuhanku telah memuliakanku".

وأما إذا ما ابتلاه فقدر عليه رزقه فيقول ربي أهانن

Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezekinya maka dia berkata: "Tuhanku menghinakanku". (QS. Al Fajr ayat 15-16)

Kemudia dalam surat Al Baqarah ayat 156 :

الذين إذا أصابتهم مصيبة قالوا إنا لله وإنا إليه راجعون

(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, "Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun".(QS. Al Baqarah ayat 156).

Ada tiga sikap manusia yang digambar quran berdasarkan ayat diatas ketika ditimpa problem atau ujian :
1.       Jika diuji dengan kebaikan dia merasa sedang di muliakan oleh Allah, hal ini terkadang menimbulkan sikap takabur.
2.       Jika diuji dengan keburukan dia merasa sedang dihinakan oleh Allah, hal ini terkadang menimbulkan sikap putus asa.
3.       Jika diuji dengan kebaikan maupun dengan keburukan dia menyerahkan segalanya kepada Allah  hal ini menimbulkan sikap sabar.

d.   Solusi dalam menghadapi problematika kehidupan.

Dalam menghadapi problematika kehidupan ini , Al quran memberikan keyword, suatu kata kunci yang harus kita pegang dan menjadi suatu keyakinan yang harus selalu kita ingat, hal ini terdapat dalam Al quran surat Al Baqarah ayat 286 :

                                      لا يكلف الله نفسا إلا وسعها لها ما كسبت وعليها ما اكتسبت...

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya... (QS. Baqarah ayat 286).

Kemudian dalam surat Ali Imran ayat 191 dan surat Alam Nashrah ayat 5-6:

الذين يذكرون الله قياما وقعودا وعلى جنوبهم ويتفكرون في خلق السماوات والأرض ربنا ما خلقت هذا باطلا سبحانك فقنا عذاب النار
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.(QS. Ali Imran ayat 191)

فإن مع العسر يسرا(5) إن مع العسر يسرا(6)

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (QS. Alam Nashrah ayat 5-6)

Dari ayat diatas jelas kata kuncinya yaitu :

1.       Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya
2.       Allah tidak mencipatakan segala sesuatu termasuk ujian dengan sia-sia
3.       Sesudah kesulitan itu ada kemudahan

Dengan ketiga  kata kunci ini memberikan spirit kepada kita bahwa kita akan sanggup dan kuat dalam dalam menghadapi berbagai ujian , kemudian dibalik ujian pasti ada hikmahnya yang dapat kita petik di balik kesusahan pasti  ada kemudahan.

Selanjutnya bagaimana Al Quran memberikan solusi dalam menghadapi  problematiika kehidupan ini , hal ini dijabarka salah satunya dalam quran surat al-Baqarah ayat : 45 dan 153, surat Asy-Syuura ayat: 30

واستعينوا بالصبر والصلاة وإنها لكبيرة إلا على الخاشعين

Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk. (QS. Al-Baqarah: 45)

يا أيها الذين آمنوا استعينوا بالصبر والصلاة إن الله مع الصابرين

Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS. Al-Baqarah: 45)

وما أصابكم من مصيبة فبما كسبت أيديكم ويعفو عن كثير

Dan apa musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu). (QS. Asy-Syuura ayat: 30)

Ada beberapa solusi  yang dijelaskan Al Quran kepada kita dalam menghadapi masalah yaitu :

1       SABAR

Kata sabar berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata sobaro yasbiru, yang artinya menahan. Sedangkan secara istilah, sabar adalah menahan diri dari segala macam bentuk kesulitan, kesedihan atau menahan diri dalam menghadapi segala sesuatu yang tidak disukai dan dibenci. Adapun sabar secara lebih luas adalah menahanan diri agar tidak mudah marah, berkeluh kesah, benci, dendam, tidak mudah putus asa, melatih diri dalam ketaatan dan membentengi diri agar tidak melakukan perbuatan keji dan maksiat.
Dalam al-Qur’an banyak sekali ayat-ayat yang berbicara mengenai kesabaran. Jika ditelusuri secara keseluruhan, terdapat 103 kali disebut dalam al-Qur’an, kata-kata yang menggunakan kata dasar sabar; baik berbentuk isim maupun fi’ilnya. Hal ini menunjukkan betapa kesabaran menjadi perhatian Allah SWT, yang Allah tekankan kepada hamba-hamba-Nya. Dari ayat-ayat yang ada, para ulama mengklasifikasikan sabar dalam al-Qur’an menjadi beberapa macam;

1.     Sabar merupakan perintah Allah SWT. Hal ini sebagaimana yang terdapat dalam QS.2: 153: "Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar."
Ayat-ayat lainnya yang serupa mengenai perintah untuk bersabar sangat banyak terdapat dalam Al-Qur’an. Diantaranya adalah dalam QS.3: 200, 16: 127, 8: 46, 10:109, 11: 115 dsb.
2.     Larangan isti’ja l(tergesa-gesa/ tidak sabar), sebagaimana yang Allah firmankan (QS. Al-Ahqaf/ 46: 35): "Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka…"
3.     Pujian Allah bagi orang-orang yang sabar, sebagaimana yang terdapat dalam QS. 2: 177: "…dan orang-orang yang bersabar dalam kesulitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar imannya dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa."
4.     Allah SWT akan mencintai orang-orang yang sabar. Dalam surat Ali Imran (3: 146) Allah SWT berfirman : "Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar."
5.     Kebersamaan Allah dengan orang-orang yang sabar. Artinya Allah SWT senantiasa akan menyertai hamba-hamba-Nya yang sabar. Allah berfirman (QS. 8: 46) ; "Dan bersabarlah kamu, karena sesungguhnya Allah itu beserta orang-orang yang sabar."
6.     Mendapatkan pahala surga dari Allah. Allah mengatakan dalam al-Qur’an (13: 23 – 24); "(yaitu) surga `Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu; (sambil mengucapkan): "Salamun `alaikum bima shabartum" (keselamatan bagi kalian, atas kesabaran yang kalian lakukan). Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu."
Inilah diantara gambaran Al-Qur’an mengenai kesabaran.

2.       SHALAT

Makna “shalat” pada ayat di atas ada dua:

1.       Shalat secara kesuluruhan, baik yang wajib, maupun yang sunnah. Sebagaimana dikatakan oleh Muqatil bin Hayyan misalnya.
2.       Shalat 2 rakaat (diantaranya yang kita kenal dengan shalat hajat).

Hudzaifah bin al-Yaman berkata:

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam jika ditimpa suatu masalah, maka segera mengerjakan SHALAT.”
(HR. Ahmad)

Bagaimana pengamalan ayat-ayat dan hadist di atas oleh sahabat? Kita lihat pada atsar berikut:

Ketika Ibnu Abbas melakukan perjalanan, sampailah berita tentang kematian saudaranya Qatsum. Ia langsung menghentikan kendaraanya dan segera mengerjakan shalat dua raka’at dengan melamakan duduk (tasyahud akhir). Kemudian ia bangkit dan menuju kendaraannya sambil membaca, “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu’“. (Riwayat Ibnu Jarir).
Banyak riwayat yang menunjukkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melaksanakan shalat 2 rakaat ketika menghadapi masalah. Ketika akan terjadi badai di Madinah, dalam peperangan, dan sebagainya. Demikian pula yang dilakukan oleh para sahabat. Namun sayangnya, hal ini telah banyak dilupakan oleh kita di zaman sekarang. Bahkan ketika mendapat masalah, mengadukannya di medsos, dan lain-lain.


Catatan: waktu tasyahud akhir sebelum salam adalah salah satu waktu mustajab, sebagaimana disebutkan di dalam hadist tentang mustajabnya “dhuburish shalah”, yaitu akhir shalat (sebelum salam). Kemudian saat waktu sujud.

3.       MEMPERBANYAK ISTIGFAR

Dalam Al quran surat Asy-Syuura ayat: 30 di jelaskan bahwa musibah itu diakibatkan perbuatan kita, untuk itu sepatutnya kita banyak meminta ampunan kepada Allah dengan memperbanyak ISTIGFAR, sungguh besar fadilah dari bacaan istigfar itu, sebagai mana sabda Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda yang artinya :

“Barangsiapa yang memperbanyak istighfar, Allah akan melapangkan kesusahannya, mengeluarkannya dari kesempitan dan memberinya rizki dari jalan yang tidak disangka-sangka.” (Hadis Riwayat Muslim)

No comments:

Post a Comment